Selasa, 03 Maret 2020

Komponen Mikrokontroler

Komponen Pendukung Mikrokontroler



m1
Komponen – komponen Mikrokontroler :
  • CPU (Central Processing Unit)
  • Memori (RAM, ROM, EEPROM)
  • Timer/Counter
  • Piranti Input dan Output
  • Interup
  • Komponen Tambahan
CPU (Central Processing Unit) pada mikrokontroler berupa mikroprosesor yang berfungsi sebagai otak dari mikrokontroler. Pekerjaan utama dari CPU adalah mengerjakan programyang terdiri dari instruksi-instruksi yang diprogram oleh programmer.
Dalam suatu mikrokontroler biasanya terdapat tiga buah memori, yaitu RAM, ROM dan EEPROM. RAM dan ROM hampir selalu ada pada setiap mikrokontroler, sedangkan EEPROM hanya terdapat pada beberapa jenis mikrokontroler tertentu.
ROM digunakan sebagai tempat penyimpanan program. ROM yang banyak dipakai pada mikrokontroler saat ini adalah flash PEROM (Programmable Erasable ROM), yang mirip seperti memori pada flash disk, namun bedanya adalah flash PEROM hanya dapat dihapus dan ditulis secara sekaligus.
Timer/counter adalah peranti untuk mencacah sinyal dari clock ataupun sinyal dari suatu kejadian. Jika sinyal yang dicacah berasal dari clock maka peranti ini berfungsi sebagai pewaktu, sedangkan jika berasal dari clock maka peranti ini berfungsi sebagai pencacah.
Peranti antarmuka ke input/output pada mikrokontroler disebut sebagai port.
Terdapat berbagai standar atau protokol untuk komunikasi serial seperti :
  • UART (Universal Asynchronous Receiver Transmitter) adalah adapter serial port adapter untuk komunikasi serial asinkron.
  • USART (Universal Synchronous/Asynchronous Receiver Transmitter) merupakan adapter serial port untuk komunikasi serial sinkron dan asinkron. Komunikasi serial sinkron tidak memerlukan start/stop bit dan dapat beroperasi pada click yang lebih tinggi dibanding asinkron.
  • SPI (serial peripheral interface) merupakan port komunikasi serial sinkron.
  • SCI (serial communications interface) merupakan enhanced UART (asynchronous serial port)
  • I2C bus (Inter-Integrated Circuit bus) merupakan antarmuka serial 2 kawat yang dikembangkan oleh Philips. Dikembangkan untuk aplikasi 8 bit dan banyak digunakan pada consumer electronics, automotive dan indistri. I2C bus ini berfungsi sebagai antarmuka jaringan multi-master, multi-slave dengan deteksi tabrakan data.
Interupt merupakan metode yang efisien bagi mikrokontroler untuk memproses periperalnya, mikrokontroler hanya bekerja memproses periperal tersebut hanya pada saat terdapat data diperiperal tsb.
Komponen tambahan seperti :
Analog to Digital Conversion (A/D). Fungsi ADC adalah merubah besaran analog (biasanya tegangan) ke bilangan digital. Mikrokontroler dengan fasilitas ini dapat digunakan untuk aplikasi-aplikasi yang  memerlukan informasi analog (misalnya voltmeter, pengukur suhu dll).
Terdapat beberapa tipe dari ADC :
  • Succesive Approximation A/D converters.
  • Single Slope A/D converters.
  • Delta-Sigma A/Ds converters.
  • Flash A/D.

Cara membuat layout PCB dengan proteus



Cara membuat layout PCB dengan proteus

Pada kesempatan kali ini saya akan memberikan tutorial cara membuat layout PCB atau mendesain PCB dengan proteus. Pada postingan sebelumnya saya sudah memberikan bagaiman cara membuat skema dengan software proteus dan sekarang adalah membuat layout PCB nya.

Dalam membuat layout PCB atau mendesain PCB dengan menggunakan software proteus tidak semudah dengan menyusun skema rangkaian elektronik. Mengapa begitu karena membuat layout PCB harus lah benar dan sesuai dengan aturan standard yang sudah ditetapkan. 
Membuat Layout PCB juga harus teliti dalam membuat jalur wire yang menghubungkan antara kaki komponen yang satu dengan yang lainnya. Karena apabila ada yang salah menghubungkan atau salah satu dari jalur saling bertabrakan maka resikonya adalah rangkaian yang sudah disolder pada PCB tidak akan berfungsi bahkan bisa rusak.

Untuk mengatasi hal seperti itu, dalam membuat layout PCB haruslah dengan cara-cara yang benar serta kita harus mengikuti jalur yang telah dibuat dan disesuaikan dengan skema yang telah dibuat.

Baiklah berikut adalah cara membuat layout PCB atau mendesain PCB dengan menggunakan software proteus :

1. Buatlah skema rangkaian terlebih dahulu 


Hal pertama yang harus dilakukan adalah membuat skema terlebih dahulu pada pada project ISIS proteus. Sebelum masuk ketahap membuat layout tahap pembuatan skema ini sangatlah penting karena skema yang kita buat akan dijadikan acuan untuk membuat jalur layoutnya selanjutnya.

Misalkan skema yang saya buat disini adalah skema rangkaian lampu flip flop 4 led. Dan skema rangkaian lampu flip flop 4 led ini akan saya buat layout PCB nya. Jika kalian belum mengetahui skema rangkaian flip flop 4 led ini kalian bisa melihat skemanya di bawah..

Klik untuk melihat skema : "Rangkaian flip flop 4 led"

2. Membuat layout rangkaian


Setelah membuat skema rangkaiannya kemudian klik ARES untuk beralih ke project pembuatan layout PCB. Maka secara otomatis kalian akan dibawa ke laman ARES dan setelah membuka pada tampilan layout ARES, beberapa komponen yang sudah dicari pada project ISIS akan ikut terbawa dalam pembuatan layout PCB secara otomatis.

Namun ada beberapa komponen yang tidak bisa otomatis terbawa ke dalam tampilan ARES dan kita harus mencari lagi komponen tersebut di pencarian komponen. Seperti misalnya komponen LED yang tidak terbawa ke dalam tampilan ARES.

Untuk mencari komponen yang tidak terbawa otomatis ke laman ARES kita bisa mencarinya dengan menekan keyboard huruf P. 

Maka akan tampil pencarian, setelah itu kita tinggal tulis nama komponennya di pencarian. Misalkan komponen yang akan dicari adalah LED maka kita hanya tingaal menuliskan LED di kolom pencarian, lalu tekan enter kemudian akan tampil komponennya.

Setelah melakukan itu semua tinggal melakukan pembuatan layoutnya namun sebelum ke project ada satu hal lagi yang harus di pahami sebelum melakukan pembuatan layout PCB agar dalam membuat layout tidak ada kesalahan. Coba kalian lihat menu paling kiri pada laman ARES.


Menu itu adalah pilihan jalur atau wire yang digunakan untuk membuat layout PCB dan juga terdapat pilihan untuk merubah bentuk lubang untuk kaki komponen. Menu dalam kotak yang saya tandai itu adalah Track Mode, Via Mode, Zone Mode, Ratsnest Mode, Connectivity Highlight Mode, Round Through-hole Pad mode, Square Through-hole Pad Mode, dan Dil Pad Mode.

Namun dari menu tersebut yang paling sering digunakan untuk membuat layout PCB yaitu Track Mode, Zone Mode, Round Through-hole Pad Mode, Square Through-hole Pad Mode, dan Dil Pad Mode.

Track Mode berfungsi untuk membuat jalur atau wire layout pada PCB yang dipakai untuk menghubungkan setiap lubang kaki komponen. Dalam Track Mode terdapat pilihan ukuran untuk jalur wire yang digunakan.

Zone Mode berfungsi untuk membuat blok pada jalur wire agar layout pada PCB menjadi lebih lebar dan besar. Dalam Zone mode ini juga sama terdapat ukuran yang digunakan untuk mengatur besar atau kecilnya blok pada layout PCB.

Round Through-hole Pad Mode, Square Through-hole Pad Mode, dan Dil Pad Mode berfungsi untuk memperbesar atau memperkecil ukuran lubang pada kaki komponen.

Setelah mengetahui fungsi menu tersebut barulah kita membuat layoutnya, dengan cara menempatkan komponen yang sudah kita cari tadi ke project disebelah kanan kemudian susun sesuai dengan keinginan kita yang terpenting tidak melenceng dari skema yang sudah dibuat. 

Langkah selanjutnya tinggal menghubungkan setiap kaki komponennya dengan menggunkan Track Mode. Disini saya menggunakan Track Mode ukuran 40. Sebelum menyambungkannya ubah dulu top cooper menjadi bottom cooper lihat pada gambar yg saya lingkari dibawah.. 

Setelah itu tinggal menghubungkan kaki komponennya dengan klik kaki komponennya kemudian secara otomatis akan mucul jalurnya lalu tinggal hubungkan ke kaki komponen yang ingin disambungkan.

Dan jika sudah menghubungkan semua komponennya maka tahapan dalam membuat layout sudah selesai dan akhirnya layout pcb pun jadi. Untuk melihat dalam bentuk 3 dimensi kita bisa melihatnya dengan klik 3D visualizer yang ada pada menubar diatas pada tampilan ARES.

Alat-alat teknik gambar elektronika


 ALAT -ALAT GAMBAR ELEKTRONIKA



1. Kertas Gambar
Kertas gambar yang umumnya dipakai dalam menggambar teknik ialah kertas gambar seri A yaitu :
A4, A3, A2 hingga yang terbesar A0.
Kertas gambar tersebur memiliki ukuran-ukuran yang berbeda antara satu dan lainnya.

Berikut merupakan standar ukuran kertas ISO seri A :



Cara menentukan ukuran kertas gambar :
Ukuran kertas gambar di mulai dari dasar ukuran kertas yang paling besar sebagai patokan yaitu
A0 yang memilki luas 1m2 atau 1000.000mm2, dimana perbadingan luasnya adalah :

 Sehingga di dapatlah ukuran standar A0 (1189 x 841), kemudian untuk mendapatkan ukuran kertas
lainnya tinggal membagi dua ukuran panjang dari ukuran sebelumnya.
Berikut pembagiannya :





2. Etiket dan Garis tepi.
Etiket merupakan kepala gambar yang berisikan informasi tentang gambar baik itu nama/judul
gambar, skala, proyeksi, ukuran gambar, tanggal, bahan, nama pembuat dan pemeriksa, dsb



Garis tepi merupakan batas daerah gambar yang mana gambar tidak boleh melewati garis tepi. Tiap tiap kertas gambar memilki batas garis tepi yang berbeda-beda.








3. Pensil
Pensil yang digunakan dalam menggambar teknik umumnya terdiri atas pensil biasa dan pensil mekanittk Setiap pensil memiliki tingkat kekerasan tertentu, mulai dari yang lunak sampai yang keras.

Berikut tingkat kekerasan sebuah pensil :

 Keterangan :
H = Hard (Keras) semakin besar angkanya maka pensil semakin keras
B = Bold (Hitam) semakin besar angkanya maka pensil semakin hitam
HB = Hard Black (Setengah Hitam)
F = Firm (Tetap, digunakan untuk menulis tampa skala)

Pada gambar di bawah dapat dilihat perbedaan warna tiap pensil.




4. Pena Gambar Pena gambar biasa digunakan untuk menggambar pada kertas gambar kalkir
pena ini memiliki ketebalan mulai dari 0.1mm 0.2, 0.3, 0.4 dsb



5. Penggaris
6. Jangka Sorong
7. Meja gambar

D. Macam - macam Garis dan Penggunaanya.


Teknik Gambar Elektronika

MENGGAMBAR TEKNIK


Menggambar Teknik


A. Fungsi Gambar Teknik
1. Gambar Sebagai Bahasa Teknik
Gambar memilki peran penting alat komunikasi untuk terwujudnya suatu produk/mesin
atau benda teknik lainnya. Dengan kata lain gambar teknik merupakan alat komunikasi
orang teknik, atau merupakan bahasa orang-orang teknik.
2. Gambar Sebagai Bahan Informasi Teknik.
Dalam pembuatan suatu produk diperlukan suatu informasi teknik yg harus disampaikan
baik itu dari pemesanan(konsumen) ke juru gambar maupun dari juru gambar ke operator
mesin dan perakitan yg berupa gambar. Oleh karena itu gambar teknik berfungsi sebagai
bahan informasi teknik.

3. Gambar Sebagai Gagasan Dan Pengembangan.
Bila kita mempunyai suatu gagasan/ide teknik abstrak yg melintas di hati kita, misalnya
membuat suatu mesin dengan energi matahari atau mesin dengan bahan bakar air.
Gagasan/ide-ide tersebut perlu kita ungkapkan dalam bentuk gambar.

B. STANDARDISASI
1. Pengertian dan Fungsi Standar
Standardisasi merupakan peraturan yang mengandung petunjuk dan larangan dalam memproduksi suatu
produk agar dipatuhi sehingga menghasilkan produk yang sama/saling terkait.
Orang - orang yg terkait dalam bidang gambar teknik mesin antara lain pembuat gambar, operator
mesin, baik dalam industri dan pelajar yang sedang belajar memerlukan suatu standardisasi agar tidak
terjadi kesalahpahaman dalam memproduksi suatu produk. Sehinnga suatu gambar yang dibuat di buat
orang lain atau bahkan di luar negeri dapat kita mengerti karena masih dalam satu ikatan Standardisasi.
Umumnya negara-negara di dunia sudah dan tergabung dalam standardisasi internasional (ISO) termasuk
Indonesia.
Fungsi standardisasi gambar teknik secara umum ialah :
1. Memudahkan komunikasi teknis antara perancang/pembuat gambar dengan pengguna gambar.
2. Memberikan kepastian kepada kepada pembuat dan pembaca gambar dalam menggunakan aturan-
aturan gambar menurut standar.
3. Menyeragamkan aturan-aturan agar menjadi lebih sederhana sehingga menjadi solusi umum.
4. Memudahkan kerjasama antar perusahan/industri dalam suatu wilayah dan antar negara.
5. Menjadi pedoman bagi negara-negara yang belum menggunakan standardisasi secara internasional

2. Macam - macam Standardisasi
1. JIS (Japanese Industrial Standart)
2. NNI (Nederland NormaIisatie Institut)
3. DIN (Deutsche Industrie Normen)
4. ANSI (American National Standart Institute)
5. ISO (International Organization for Standarization
6. SNI (Standar Nasional Indonesia)

Seven Segment Display

Pengertian Seven Segment Display (Layar Tujuh Segmen)



Pengertian Seven Segment Display – Seven Segment Display (7 Segment Display) dalam bahasa Indonesia disebut dengan Layar Tujuh Segmen adalah komponen Elektronika yang dapat menampilkan angka desimal melalui kombinasi-kombinasi segmennya. Seven Segment Display pada umumnya dipakai pada Jam Digital, Kalkulator, Penghitung atau Counter Digital, Multimeter Digital dan juga Panel Display Digital seperti pada Microwave Oven ataupun Pengatur Suhu Digital . Seven Segment Display pertama diperkenalkan dan dipatenkan pada tahun 1908 oleh Frank. W. Wood dan mulai dikenal luas pada tahun 1970-an setelah aplikasinya pada LED (Light Emitting Diode).



LED 7 Segmen (Seven Segment LED)

Salah satu jenis Seven Segment Display yang sering digunakan oleh para penghobi Elektronika adalah 7 Segmen yang menggunakan LED (Light Emitting Diode) sebagai penerangnya.  LED 7 Segmen ini umumnya memiliki 7 Segmen atau elemen garis dan 1 segmen titik yang menandakan “koma” Desimal. Jadi Jumlah keseluruhan segmen atau elemen LED sebenarnya adalah 8. Cara kerjanya pun boleh dikatakan mudah, ketika segmen atau elemen tertentu diberikan arus listrik, maka Display akan menampilkan angka atau digit yang diinginkan sesuai dengan kombinasi yang diberikan.
Terdapat 2 Jenis LED 7 Segmen, diantaranya adalah “LED 7 Segmen common Cathode” dan “LED 7 Segmen common Anode”.

LED 7 Segmen Tipe Common Cathode (Katoda)

Pada LED 7 Segmen jenis Common Cathode (Katoda), Kaki Katoda pada semua segmen LED adalah terhubung menjadi 1 Pin, sedangkan Kaki Anoda akan menjadi Input untuk masing-masing Segmen LED.  Kaki Katoda yang terhubung menjadi 1 Pin ini merupakan Terminal Negatif (-) atau Ground sedangkan Signal Kendali (Control Signal) akan diberikan kepada masing-masing Kaki Anoda Segmen LED.LED Seven Segment Display Tipe Common Katoda

LED 7 Segmen Tipe Common Anode (Anoda)

Pada LED 7 Segmen jenis Common Anode (Anoda), Kaki Anoda pada semua segmen LED adalah terhubung menjadi 1 Pin, sedangkan kaki Katoda akan menjadi Input untuk masing-masing Segmen LED. Kaki Anoda yang terhubung menjadi 1 Pin ini akan diberikan Tegangan Positif (+) dan Signal Kendali (control signal) akan diberikan kepada masing-masing Kaki Katoda Segmen LED.LED Seven Segment Display Tipe Common Anoda
Prinsip Kerja Dasar Driver System pada LED 7 Segmen
Berikut ini adalah Blok Diagram Dasar untuk mengendalikan LED 7 Segmen :Blok Diagram Seven Segment Display
Blok Dekoder pada diagram diatas mengubah sinyal Input yang diberikan menjadi 8 jalur yaitu “a” sampai “g” dan poin decimal (koma) untuk meng-ON-kan segmen sehingga menghasilkan angka atau digit yang diinginkan. Contohnya, jika output dekoder adalah a, b, dan c, maka Segmen LED akan menyala menjadi angka “7”.   Jika Sinyal Input adalah berbentuk Analog, maka diperlukan ADC (Analog to Digital Converter) untuk mengubah sinyal analog menjadi Digital sebelum masuk ke Input Dekoder. Jika Sinyal Input sudah merupakan Sinyal Digital, maka Dekoder akan menanganinya sendiri tanpa harus menggunakan ADC.
Fungsi daripada Blok Driver adalah untuk memberikan arus listrik yang cukup kepada Segmen/Elemen LED untuk menyala. Pada Tipe Dekoder tertentu, Dekoder sendiri dapat mengeluarkan Tegangan dan Arus listrik yang cukup untuk menyalakan Segmen LED maka Blok Driver ini tidak diperlukan. Pada umumnya Driver untuk menyalakan 7 Segmen ini adalah terdiri dari 8 Transistor Switch pada masing-masing elemen LED.

Tabel Pengaktifan Seven Segment Display

ANGKAhgfedcba
000111111
100000110
201011011
301001111
401100110
501101101
601111101
700000111
801111111
901101111
Catatan :
1 = ON (High)
0 = OFF (Low)